Jakarta - Laba bersih PT Bumi Resources Minerals Tbk
(BRMS) salah satu perusahaan grup Bakrie sepanjang semester I-2012 ini
melorot 96,33% menjadi hanya US$ 1,9 juta dari periode sebelumnya US$
52,13 juta.
Namun jika memperhitungkan kepentingan non
pengendali, perseroan menderita rugi US$ 9,18 juta dari semester I-2011
lalu untung US$ 44,85 juta.
Menurut VP Investor Relations BRMS,
Herwin Hidayat, penurunan kinerja telah diperkirakan manajemen jauh
sebelum laporan dipublikasikan. Ini terjadi karena menurunnya kontribusi
dari anak usaha BRMS secara tidak langsung, PT Newmont Nusa Tenggara
(NNT).
"Produksi tembaga dan emas mengalami penurunan dari lokasi
tambang batu Hijau yang dioperasikan oleh NNT," kata Herwin di Jakarta,
Kamis (16/8/2012).
Berdasarkan laporan keuangan BRMS yang
dipublikasikan, perseroan meraih pendapatan US$ 11,96 juta atau
meningkat US$ 7,68 juta. Pendapatan yang mentereng ini juga tercermin
pada laba usaha yang naik dari US$ 1,87 juta menjadi US$ 6,37 juta.
Kinerja
BRMS langsung negatif usai mengakumulasi beban US$ 32,04 juta. Beban
terbesar ada pada bunga dan keuangan serta rugi bersih entitas asosiasi.
Padahal di semester I-2011 perseroan mencatat penghasilan lain-lain US$
45,71 juta.
Perusahaan pun menderita rugi sebelum pajak US$
25,67 juta, setelah pada periode sebelumnya mencatat laba sebelum pajak
US$ 47,58 juta. Total aset dan utang perseroan per Juni masing-masing
mencapai US$ 1,98 miliar dan US$ 476,4 juta.
Manajemen BRMS
berkilah penurunan kinerja hanya bersifat sementara seiring dengan
rendahnya produksi pada periode Januari-Juni 2012. "Penurunan produksi
disebabkan oleh pengembangan fase 6 di lokasi tambang Batu Hijau. NNT
diharapkan meningkatkan produksi tembaga dan emasnya di 2013," jelasnya.
Aset
perseroan lain melalui anak usaha PT Dairi Prima Mineral, lanjut Herwi,
telah mendapat izin pinjaman pakai penambangan dari Kementerian
Kehutanan untuk konsesi seng dan timah hitam di Sumatera Selatan.
Pengerjaan
pemboran eksplorasi pada tambang emas BRMS lain, yang dioperasikan oleh
PT Gorontalo Minerals dan PT Citra Palu Minerals di Sulawesi, juga
diharapkan selesai. Pengumuman estimasi sumer dari berdasarkan JORC dari
lokasi-lokasi tersebut terjadi sebelum akhir 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar