Jakarta - Pemerintah mematok volume konsumsi BBM
bersubsidi sebesar 46 juta kiloliter (kl) dalam RAPBN 2013. Jumlah ini
meningkat dibandingkan perkiraan realisasi volume konsumsi BBM
bersubsidi pada tahun 2012 sebesar 40 juta kl.
Dalam Nota Keuangan dan RAPBN 2013 yang dikutip detikFinance,
Sabtu (18/8/2012) disebutkan kuota tersebut menjadi salah satu dasar
perhitungan pemerintah dalam menetapkan besaran subsidi BBM jenis
tertentu, LPG tabung 3 kg dan LGV 2013 yang mencapai Rp 193,8 triliun.
Selain
kuota, dalam menetapkan anggaran subsidi BBM pemerintah juga
mempertimbangkan harga minyak Indonesia (ICP) US$100 per barel, volume
konsumsi LPG tabung 3 kilogram sebesar 3,9 metrik ton, alpha BBM sebesar
Rp 642,6 per liter, dan nilai tukar rupiah sebesar Rp 9.300 per dolar
AS.
Anggaran subsidi ini naik Rp 56,4 triliun bila dibandingkan
alokasi anggaran subsidi BBM, tabung LPG 3 kg, dan LGV dalam APBNP 2012
sebesar Rp 137,4 triliun (1,6% terhadap PDB). Dalam perkiraan realisasi
2012, realisasi subsidi BBM, LPG tabung 3 kg, dan LGV diperkirakan
mencapai Rp 216,8 triliun.
Dengan kecenderungan tingginya harga
ICP akhir-akhir ini dan semakin meningkatnya volume konsumsi BBM
bersubsidi maka perlu dilakukan langkah-langkah kebijakan untuk
mengendalikan peningkatan beban subsidi BBM.
Untuk itu dalam
tahun 2013 pemerintah akan menempuh berbagai kebijakan antara lain
meningkatkan efisiensi alokasi subsidi BBM, mengendalikan konsumsi BBM
bersubsidi melalui pengaturan, pengawasan, dan manajemen distrtibusi,
meningkatkan program konversi BBM ke BBG terutama untuk angkutan umum di
kota-kota besar,dan melanjutkan program konversi minyak tanah ke LPG
tabung 3 kg.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar