Jakarta
Anggota Badan Legislatif (Baleg) DPR, Buchori Yusuf, membantah ada
kegiatan wisata saat melakukan kunjungan kerja ke Denmark. Wisata di
Sungai Copenhagen adalah kegiatan mengisi waktu luang semata dan
menggunakan uang pribadi.
"Ongkosnya hanya 4 krone, kalau
dirupiahkan sekitar Rp 60 ribu, itu hanya dapat dua mangkuk bakso," kata
Buchori kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa
(11/9/2012).
Buchori menjelaskan kegiatan yang mereka lakukan di
Sungai Copenhagen tidak diagendakan khusus. Kegiatan itu hanya untuk
mengisi waktu luang menunggu kunjungan berikutnya ke Kedubes Denmark.
"Selain itu kita ingin tahu bagaimana mereka mengelola wisata sungai di sana. Kita dapat banyak input bagus," ujarnya.
Informasi
yang didapat dari kegiatan di sungai itu, kata Buchori, akan dimasukkan
dalam kesimpulan hasil kunjungan ke Denmark. "Kita jangan seperti katak
dalam tempurung, itu juga akan berguna bagi masukan untuk kita,"
tuturnya.
Mengenai pembahasan lambang PMI, Buchori menjelaskan
bahwa kunjungan ke Denmark itu penting untuk melakukan pendalaman pada
negara yang menggunakan lambang 'palang merah'.
"Kita cek ke 2
negara yang pakai dua lambang ini, Turki bulan sabit, Denmark palang
merah. Tapi kita bandingkan semua negara yang menggunakan bulan sabit
merah, seperti Malaysia yang tidak pakai palang merah, ganti jadi bulan
sabit. Nah kita akan pastikan kondisi kebatinan masing-masing,"
paparnya.
Kesimpulan yang didapat dari kunjungan ke Denmark,
Buchori mengatakan bahwa pemerintah Denmark tidak terlalu mengatur
lembaga non pemerintah yang serupa PMI.
"Kesimpulannya,
pemerintah atau negara tidak mengatur secara khusus, bahkan pemerintah
sumbangsihnya pada palang merah terbilang kecil," imbuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar