Jumat, 20/07/2012 11:43 WIB
Jakarta
PDIP menilai wajar saya kalau Presiden SBY memiliki data sahih terkait
korupsi di Kementerian. Namun yang ditunggu-tunggu adalah tindakan nyata
SBY membasmi korupsi di kementerian.
"Wajar sebagai Presiden
mengetahui kinerja dan berbagai masalah di semua departemen dan para
pembantunya. Karena beliau dipasok data A1 dari BIN dan aparat intelejen
lainnya," kata Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo kepada wartawan di Gedung DPR,
Senayan, Jakarta, Jumat (20/7/2012).
Yang lebih penting,
menurut Tjahjo adalah tindakan nyata presiden. Presiden bisa
mengklarifikasi langsung, atau melaporkan temuannya KPK.
"Masalahnya setelah tahu bagaimana? apapun beliau sebagai kepala
pemerintahan. Setelah tahu, memanggil, melakukan klarifikasi, memanggil
KPK/Kejaksaan/kepolisian untuk mengusutnya atau mendiamkan saja
?,"pungkasnya.
SBY sebelumnya mengaku sudah mendengar informasi
mengenai banyak hal terkait korupsi di kalangan pemerintahan. Namun,
dia menambahkan, dia mempercayakan proses penegakan hukum kepada lembaga
yang berwenang.
"Saya punya informasi yang sahih, tetapi saya
mempercayakan kepada penegak hukum, KPK terutamanya, ditambah penegak
hukum yang lain. Saya tahu banyak hal, meski saya hemat bicara supaya
tidak gaduh dan secara politik tidak menimbulkan yang tidak-tidak," ujar
SBY kata SBY dalam pengantar pembukaan rapat kabinet paripurna di
Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (19/7/2012).
SBY juga
menyatakan prihatin bahwa praktik penyimpangan penggunaan anggaran masih
saja dilakukan oknum di pemerintah dan DPR RI. Praktik yang merugikan
negara itu bahkan sudah berlangsung sejak dalam tahap perencanaan proyek
hingga pelaksanaannya di lapangan.
"Sejak perencanaan sudah
kongkalikong, pelaksaanannya kongkalikong. Sekarang pun masih ada yang
berani di antara oknum parlemen kongkalikong dengan eksekutif, ini
sekian anggarannya maka sekian persen dikeluarkan. Masya Allah,
naudzubillah," ujarnya.
Mari kita renungkan bersama, ada apa dengan bencana yang datang silih
berganti yang seakan tak pernah berhenti, inikah murka Allah?
Mengapa bencana yang bertubi-tubi datang ketika SBY-JK memerintah. Tanpa
harus mempercayai klenik dan tahayul, mari kita kilas balik dengan
kondisi pemerintahan SBY-JK dan sejarah terpilihnya mereka secara akal
sehat, nalar dan kecerdasan kita, bukankah manusia adalah mahluk paling
sempurna ciptaan Illahi yang dikaruniai akal budi? Maka dari itu mari
kita kaji satu per satu :
1. Ketika era kekuasaan rezim Gus Dur dan rezim Megawati, SBY adalah
menteri kabinet dan terakhir sebagai Menko POLKAM (kabinet di Indonesia
selalu memiliki 3 orang menteri koordinator) Apa prestasinya? Hampr
tidak ada !!! Konflik Ambon, Poso, GAM, OPM, teror bom dll tak kunjung
berhenti tanpa tahu siapa biang keladinya dan yang didapat hanyalah
”kambing hitam”.
2. Di era rezim Megawati JK adalah Menko KESRA. Apa prestasinya? Juga
hampir tidak ada !!! Sembako sulit, pendidikan menjadi barang yang
sangat mahal, pengangguran meningkat, TKI kita tak pernah baik nasibnya
dll.
3. Mungkin hanya menko PEREKONOMIAN yang lumayan punya prestasi diantara
ketiga Menko di kabinet. Terlepas dari fundamental ekonomi yang semu
dan polemik antar para pakar ekonomi, namun harus diakui bahwa ketika
itu rupiah menjadi mata uang terkuat di Asia Tenggara, IHSG mencapai
titik tertinggi sepanjang sejarah, iklim usaha sedikit bergairah.
4. Ketika peristiwa reformasi, SBY adalah Jenderal TNI (ketika itu
menjadi salah seorang kepala staff ABRI) yang menolak reformasi di tubuh
ABRI saat itu dan ini adalah sejarah yang mungkin saat ini sudah
dipelesetkan, maklum masyarakat kita adalah masyarakat pemaaf dan
pelupa.
5. Ketika terjadi benturan antara SBY dan ”The first gentlemen” Taufik
Kiemas menjelang Pemilu 2004, SBY sangat menikmati dan memanfaatkan hal
itu karena dia berada di pihak yang “di-zalimi”, sehingga naiklah
popularitasnya secara tak terduga karena masyarakat kita adalah
masyarakat yang sangat sentimentil dan melankolis dengan segala
ketulusan dan keluguannya.
6. Ketika kampanye Capres, dengan slogan BERSAMA KITA BISA dan
PERUBAHAN, dia berjanji tidak akan menaikan harga BBM dlsb, namun apa
yang terjadi. Dalam 1 tahun pemerintahannya, SBY-JK menaikan harga BBM
hingga 2 kali dengan harga yang mencekik leher dan diikuti dengan
melambungnya harga kebutuhan pokok rakyat dan dampak yang sangat dahsyat
memukul dunia usaha menengah kebawah, kini dirasakan belum selesai
penderitaan rakyat, kini rakyat harus mengalami kesengsaraan dengan
kenaikan BBM yang bukan hanya mencekik tapi hamper membunuh rakyatnya,
ibarat tikus mati di lumbung padi, rakyat Indonesia harus hidup sengsara
ditengah melimpahnya kekayaan alam yang merupakan anugerah Allah SWT
bagi negeri ini.
7. Janji-janji yang diobral saat kampanye, kini tinggal janji. SBY-JK
telah mengkhianati rakyat yang telah mendudukannya di kursi tertinggi
Republik ini.
8. Tidak sampai disitu, ketika tsunami melanda Aceh, gempa Jogja,
bencana Lumpur Lapindo dll mereka tidak punya manajemen pengendalian
bencana (tanpa konsep yang jelas) yang telah menyengsarakan rakyat.
9. SBY-JK juga terbukti telah “berhasil” secara signifikan meningkatkan
jumlah penduduk miskin di Negara ini dari rezim sebelumnya, hal ini
dibuktikan dengan data statistik yang diikuti kasus kelaparan, tingginya
angka bunuh diri yang diakibatkan rasa frustrasi masyarakat, rumah
sakit jiwa yang penuh melampaui daya tampungnya menandakan makin
banyaknya masyarakat yang “sakit” dlsb
Adapun “sedikit” prestasi dibidang pemberantasan korupsi (namun masih
diwarnai tebang pilih dan tak pernah tuntasnya kasus BLBI 1 dan 2) juga
tidak menyentuh langsung kepada kebutuhan mendasar hidup masyarakat
seperti sandang, pangan dan papan yang semakin sulit dijangkau.
Tanpa kita harus mencari ”kambing hitam” dari segala kejadian ini,
alangkah baiknya jika kita kembali berfikir mengenai hakikat memilih
pemimpin yang baik dan amanah bagi negeri ini. Tatkala kezaliman
terjadi, tatkala pemimpin telah mengkhianati amanah rakyatnya, maka
kemurkaan Allah akan berdampak luas pula. Karena perbuatan dan tindakan
seorang pemimpin akan sangat berdampak buruk kepada seluruh sendi-sendi
kehidupan rakyat, semakin tinggi jabatannya, semakin besar pula
pengaruhnya terhadap rakyatnya. Sehingga kemurkaan Allah pun kepadanya
akan berdampak pula pada rakyatnya.
Tidak untuk maksud mendeskreditkan dan menghujat seseorang, namun
renungan ini sekedar dapat membawa kita menuju kebaikan dan
kesejahteraan. Bagaimana mungkin para pemimpin kita yang tidak pernah
merasa lapar, bisa merasakan rasa lapar yang mendera rakyatnya?
Ya Jabbaru Ya Azziz, Ya Goffuru Ya Rohhim, Allah yang Maha Perkasa, Maha
Pengasih Penyayang, Maha Pengampun kepada umat-Nya, semoga Engkau
limpahkan kepada kami kekuatan dalam menghadapi cobaan dan tunjukan
kepada kami pemimpin yang amanah bagi negeri kami, jangan butakan mata
kami lagi. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar